Diceritakan Ida Pandita Hindu yang bergelar Usman Aji dan Ajisaka diutus oleh Ratu Hindu yang bernama Raja Istandar memelihara Pulau Jawa, karena pulau Jawa adalah sangat suci.
Keberangkatan keduanya ini membawa pengikut sebanyak 5.020 orang laki-perempuan. Yang memerintah di Majapahit pada saat ini Prabu Bhrawijaya. Tetapi Majapahit dikacaukan oleh Islam sehingga banyak putri beliau lari beragama Islam.
Adapun putri Bhrawijaya dari Jawa berputra I Bondan Kejawan. Putrinya dari Danuja berputra Arya Damar, putrinya dari Papua berputra I Lembu Peteng dan juga ada putrinya dari Cina yang wajahnya sangat ayu dan menurunkan Arya Damar. Ki Arya Damar memerintah di Palembang dan bergelar Prabu Palembang.
Setelah Majapahit ditinggalkan oleh Arya Damar, ada juga putra beliau yang bernama Arya Sampang yang setelah dewasa diutus untuk ikut kepada kakaknya Arya Damar. Arya Sampang diangkat menjadi patih yang bernama patih Samplangan.
Diceritakan julukan para arya dari dulu seperti Arya Bleteng, Arya Sentong, Arya Benculuk, Arya Waringin, Arya Belog. Sang Arya Samplangan dulunya memilih Arya Jelantik, Arya Pangrurah Dawuh, Arya Palasan, Arya Dalancang, Arya Sidemen, dan Arya Batan Jeruk,
Diceritakan kemudian Putri Cina setelah 12 tahun hamil dan lahirlah Raden Patah.
Patih Gajah Mada dan Patih Supandria yang mempunyai tugas yang berbeda seperti Patih Gajah Mada menjadi penguasa atau panglima dan Patih Supandria menjadi Empu, Patih Gajah Mada lah yang menurunkan Pasek sebanyak delapan buah sedangkan Patih Supandria mendirikan Warga Pande sebanyak lima buah. Putra dari Patih Gajah Mada bernama I Pasek Pangasih, I Pasek Bandesa I Pasek Tangkas, I Pasek Ngukuhin, I Pasek Pagatepan. Anak Ki Patih Supandria adalah Pande-mas, Pande-gong, Pande-wijil, Pande-wesi yang kesemuanya menjadi pemuka di kerajaan Majapahit.
Juga putri Cina ketika hamil delapan tahun melahirkan Raden Kusen, Raden Patah dan Raden Kusen disuruh menghamba ke Majapahit. Tetapi Raden Patah membelok ke Gresik dan Raden Kusen menuju Majapahit. Raden Patah sesampai di Gresik menghadap kepada-Raden Guru Sahimulana. Raden Patah dipungut dan diajar Agama Islam. Setelah Raden Patah mahir dengan ajaran-ajaran Islam, disuruh datang ke Majapahit untuk menggantikan Prabu Majapahit, Raden Patah mengambil istri yang bernama Dewi Supitah disahkan oleh para pendeta sekalian. Setelah itu atas petunjuk dari Raden Mulana mendirikan Kerajaan Demak. Atas perintah dari Raja Majapahit,-Raden Kusen menjadi Senapati melakukan penyerangan ke Demak. Di situ terjadi perdebatan antara kedua orang tersebut. Dalam peperangan ini wafat lah prabu Demak (Raden Patah). Setelah itu Raden Kusen kembali ke Majapahit menghadap kepada prabu, Tetapi para bahudanda Demak seperti Adipati Pengi, Adipati Giri, Adipati Tegal mengadakan penyerangan ke Majapahit, sehingga Majapahit terdesak, Putra Majapahit yang bernama Raden Lembu Peteng dilarikan serta disembunyikan di Maospahit. Sang Prabu Oka terus lari mengungsi siang malam karena dikejar oleh pasukan Demak untuk diislamkan, tetapi beliau dibantu oleh seekor kijang menjangan untuk melarikannya dan diturunkan di Selat Banyu Arum.
Perjalanan beliau dilanjutkan ke Bali dan sampai di Pulaki diiringi oleh para pendeta dan rakyat sekalian, Besoknya perjalanannya dilanjutkan sampai ke Batur dan diutusnya Arya Sampang mendirikan puri di Mengwi. Ida Sang Prabu diceriterakan sampai di Puri Gelgel dan mendirikan, puri yang bernama Puri Smarabawa. Di sini lah Agama Tirta dipertahankan serta dilaksanakan sebagai mana mestinya. Kemudian Sang Prabu Dalem menempatkan para Arya seperti Dalem Ketut di Sanur, Arya. Jlantik di Karangasem, Arya Kepakisan ditempatkan di Tegal Ambengan Buleleng, Arya Sidemen di Pangalasan.
[Kembali ke atas]
Diceritakan I Gede Bendesa Manik Mas di Jimbaran yang berasal dari Banjar Gading Wani Tegeh ada putranya yang bertempat di Pujungan bernama I Gede Tebya. Putranya di Beratan bernama I Gede Jagra. Diceritakan Ida Padanda Dwijendra pergi ke Gelgel diiringkan oleh Ki Bandesa Manik Mas. Ida Padanda sampai di Sumedang, beliau memprelina rakyat sebanyak 800 orang karena putrinya Dewi Swabawa disembunyikan orang rakyat tersebut. Desa itu kini diberi nama Pulaki.
Para pangeran dari Purusa seperti I Gede Pasek Gelgel, I Gede Bandesa Manik Mas, I Gede Dangka, I Gede Gaduh, I Gede Ngukuhin, I Gede Tankenyudurian, I Gede Kabayan, I Gede Pamregan, dan I Gede Abyan Tubuh. Para pangeran dari pradana adalah I Gede Bala Pulasari, I Gede Bandem, I Gede Salahin, I Gede Komoning dan I Gede Lurah. Diceritakan keturunan dari Pangeran I Pasek Gelgel yaitu sebanyak delapan orang yang bernama Pangeran Gelgel, Pangeran Abyan Tubuh, Pangeran Selat, Pangeran Sebetan, Pangeran Dangan, Pangeran Batur dan I Pangeran Anyaran.
Keturunan Pasek Bali yaitu Pasek Kedisan, Pasek Sukawana, Pasek Taro, dan Pasek Celagi, Keturunan I Bandesa Gelgel adalah I Bandesa Gelgel dan I Pangeran Manik Mas. Pangeran Manik Mas menurunkan I Gede Manik Mas dan I Gede Pasar. Badung, I Gusti Nengah Sebetan Karangasem menjalankan daya upaya untuk menghancurkan Dalem Bali, dengan cara Ida Dalem diutus datang ke Besakih. Tetapi sampai di Karangasem, Sri Aji Dalem dikurung serta dipenjara/ ditawan. Dengan demikian para putra Dalem lari terlunta-lunta meninggalkan puri Gelgel. Diceritakan keturunan I Pasek Kabayan ada yang ke Batur, ada ke Tabanan, ada ke Baturiti, ke Pajaten, ke Beda, ke Kerambitan, ke Antasari, ke Sanda, ke Wongaya, ke Gobleg, dan ada juga yang ke Pangastulan. Serta keturunannya I Gede Kabayan ada yang ke Sukasada, ke Liligundi, ke Tamblang.
Diceritakan keluarga dari I Gede Abyan Tubuh mengungsi ke Pandak, Badung, Sibang, Beranjingan, Sanda, di Buleleng, di Banjar. Keturunan dari I Gede Gelgel, di Gianyar, di Blahbatuh, Mengwi, Badung, Tabanan dan di Buleleng.
Diceritakan I Gede Bandesa Selat menyebar keturunannya, ada di Apuan, Duda, Ptiga, Tianyar, Taman Bali, Panarungan, Marga, Blantih, Pacung, Senganan, Biawung, Penebel, Sembung, Pujungan, Jembrana, dan di Buleleng. Keturunan I Gede Samping adalah di Badung, Mengwi, Marga Blayu, Deda, Tabanan, Kerambitan, Klating, Jembrana. I Gede Bandesa Mas pergi dari Gelgel menyebar, yang tertua bernama I Gede Domia, tinggal di Mas.
I Gede Pasar Badung pindah dari Gelgel ada di Gianyar, ke Blahbatuh, Negari, Badung, Pandak, Tabanan, Pangkung Tibah, Penebel, Jegu, Tegal Linggah, dan ke Timpag. Anak dari I Gede Bandesa Mas, yang tertua I Bandesa Kayu Mas tinggal di Lor Bukit di desa Banjar serta turun temurun. Juga banyak yang tinggal di Buleleng, di Jembrana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon komentar ya....